Taujih dari Prof. DR. Muhammad Badi’, Mursyid Am Ikhwanul Muslimin, 24-11-2011
Penerjemah:
Abu ANaS MA
__________
Segala puji hanya milik Allah, shalawat dan salam atas Rasulullah saw dan orang-orang yang mendukungnya.. selanjutnya…
Peristiwa Hijrahnya Nabi saw dan para sahabatnya bukanlah sebagai perjalanan khalwat (mengasingkan diri), bukan perjalanan yang menyenangkan sehingga setelah kembali ke rumahnya hati menjadi lapang, mendapat tenaga baru untuk dapat melakukan pekerjaan dan melanjutkan kehidupan, bahkan bukan pula sebagai usaha mencari rezki dan memperluas arealnya, sehingga dapat mengubah kondisi diri dan keluarga menjadi lebih baik, serta bukan pula dalam rangka menjauhi kampung halaman dan berpindah ke tempat yang lebih baik darinya… namun yang dimaksud hijrah disini adalah berpindah dari kampuang halaman (negeri) yang mereka mereka cintai dengan penuh perasaan, bumi yang suci yang mereka agungkan dengan penuh kebanggaan, yang mereka emban sebagai warisan para nenek moyang dan para nabi, yang meliputi kesucian rumah, tempat semua umat beribadah kepada Allah di dalamnya
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ . فِيهِ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَقَامُ إِبْرَاهِيمَ وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ آمِنًا وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”.(Ali Imran:96-97)
Tempat yang disucikan dan yang aman, yang dianugerahkan buah-buahan di dalamnya, yang datang kepadanya para utusan dari seluruh pelosok negeri yang jauh… hati-hati banyak yang cenderung kepadanya, di dalamnya jiwa, harta dan kehormatan merasa aman, diharamkan di dalamnya melakukan pembunuhan walaupun terhadap burung (binatang) atau tumbuhan sekalipun
أَوَلَمْ نُمَكِّنْ لَهُمْ حَرَمًا آمِنًا يُجْبَى إِلَيْهِ ثَمَرَاتُ كُلِّ شَيْءٍ رِزْقًا مِنْ لَدُنَّا وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لا يَعْلَمُونَ
“Dan Apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah Haram (tanah suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh- tumbuhan) untuk menjadi rezki (bagimu) dari sisi Kami?. tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui”. (Al-Qashash:57)
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا جَعَلْنَا حَرَمًا آمِنًا وَيُتَخَطَّفُ النَّاسُ مِنْ حَوْلِهِمْ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَةِ اللَّهِ يَكْفُرُونَ
“Dan Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, sedang manusia sekitarnya rampok-merampok”. (Al-Ankabut:67)
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ.الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ
“Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan”. (Quraisy:3-4)
Negeri yang mereka cintai untuk dapat mengangkat kedudukannya, mensucikan kehormatannya dan membersihkannya dari najis, kotoran dan penyembahan berhala, dan mengeluarkan mereka dari kezhaliman syirik dan kufur kepada cahaya tauhid dan iman.
Negeri yang mereka cintai untuk mengangkat posisi manusia di dalamnya secara akal dan ideologi, akhlak dan perilaku
يَا أَيُّهَا الإنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ. الَّذِي خَلَقَكَ فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ. فِي أَيِّ صُورَةٍ مَا شَاءَ رَكَّبَكَ
“Hai manusia, Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha Pemurah. Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu”. (Al-Infithar:6-8)
Negeri, yang mereka berkeinginan memperbaiki sistemnya baik sosial maupun ekonomi, menempatkan manusia di dalamnya derajat yang sama tanpa ada perbedaan dan keistimewaan jenis, warna atau aqidah, memberikan kepada kaum yang lemah dari kalangan wanita, yatim dan budak hak-hak mereka yang dikuasai oleh orang-orang kuat dan sombong, mendiskripsikan kaum miskin bagian dari kezhaliman orang-orang yang kaya, membersihkan sistem transaksi riba dan kapitalis, membersihkan akhlak dan perilaku dari kekejian, kejahatan, membunuh anak dan najis khamar..Negeri, yang mereka berkeinginan menggabungkan di dalamnya kekuatan yang banyak dan fanatisme yang berserakan kepada persatuan yang menyatukan berbagai komponen, menyatukan barisan, mengumpulkan kekuatan yang diridhai oleh Allah Maha pengampun
إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ
“Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan aku adalah Tuhanmu, Maka sembahlah aku”. (Al-Anbiya:92)
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara”. (Ali Imran:103)
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُون
“Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”. (Al-Hujurat:10)
Negeri, yang mereka berkeinginan mengangkat jati diri mereka dan mengangkat sistem, syariat, adat dan undang-undangnya, menata hubungan antara dua kelompok dengan adil, persamaan dan lurusإِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الأمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil “. (An-Nisa:58)
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. (An-Nahl:90)
Negeri, yang mana mereka senantiasa menyeru keluarganya dengan hikmah dan mauizhah hasanah, dakwah rabbaniyah, penuh kedamaian dan kasih sayangوَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى دَارِ السَّلامِ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang Lurus (Islam)”. (Yunus:25)
Sama sekali mereka tidak menggunakan senjata dan tidak membenci siapapunلا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat” (Al-Baqarah:256)
فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ
“Maka Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir”. (Al-Kahfi:29)
Tidak meminta memberikan balasan dan ucapan syukur dari seorangpunقُلْ لا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى
“Katakanlah: “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan”. (As-Syura:23)
Namun mereka menanggung siksaan dan hinaan, kejahatan dan kezhaliman, tekanan dan larangan hingga pada batas mendapatkan boikot dan penglaparan terhadap kelompok Abu Thalib.. mereka disiksa dan diusir serta ada juga yang mati dibunuh, bahkan Rasulullah saw sebagai makhluk yang suci, penyayang dan lembut; mereka juga merencanakan melakukan tindak kejahatan dan makar
وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untu menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. dan Allah Sebaik-baik pembalas tipu daya”. (Al-Kahfi:30)
Dan ketika memuncak seluruh potensi dan tenaga yang bertahan selama 13 tahun dari masa dakwah, penyampaian, penjelasan dan sikap lembut, mereka menerima kebalikannya berupa tipu daya, pendustaan, siksaan dan hinaan bahkan spionase… Namun para pejuang dakwah kebenaran, terutama Rasulullah saw mampu memberikan dan mengokohkan kebenaran yang kuat, walaupun harus meninggalkan tempat tinggal yang telah menyatukan mereka, meninggalkan kampung halaman yang mereka cintai, ka’bah yang mereka sucikan menuju tempat baru yang telah menerima dakwah mereka, menyambut mereka dengan kasih sayang, merindukan akan cahaya hidayah, keadilan dan syariah yang benar.
Tampak debu-debu padang sahara dan derap unta dan binatang para pembawa petunjuk melakukan hijrah secara bergerombol dan sendiri-sendiri, secara rahasia dalam berbagai kondisi dan terang-terangan, dengan membawa bekal dan makanan seadanya berharap meraih ridha Allah SWT daripada mengikuti hawa nafsu, hubungan keluarga dan bisikan hati.
Ada ungkapan indah yang diungkapkan oleh Nabi Muhammad saw saat meninggalkan kampung halamannya yang penuh berkah yang didalamnya beliau hidup dari kecil hingga dewasa dan tempat pusat memancarnya cahaya dan turunnya wahyu di Gua Hira dan gunung-gunung di kota Mekkah dan bukit-bukitnya!… beliau menoleh ke kota Mekkah dan berkata:
والله، إنك لأحَبُّ أرض الله إلى الله، وأَحَبُّ أرض الله إليَّ. ولولا أن أهلك أخرجوني منك ما خرجت
”Demi Allah, sesungguhnya engkau (Mekkah) adalah bumi yang paling aku cintai karena Allah, dan bumi yang sangat dicintai Allah untukku. sekiranya penghunimu tidak mengusirku darimu maka aku tidak akan meninggalkanmu”.
Meskipun nabi saw mendapatkan penerimaan yang hangat dari warga kota Madinah yang telah dianugerahkan cahaya hidayah dan menyinari orang yang membawa hidayah tersebut, namun kerinduan kepada Mekkah tidak pernah pupus dalam diri Rasulullah saw dan para sahabatnyaKerinduan pada tanah kelahiran dan kampung halaman, bahkan hingga pada sumur-sumur yang berair jernih dan gunung-gunung yang kokoh.. bahkan hingga pada bebatuan yang bertasbih memuji penciptanya…kerinduan dan kecintaan yang mendorong Rasulullah saw mengangkat tangannya berdoa kepada Allah:
اللهم حبِّب إلينا المدينة كحبِّنا مكة أو أشد.. اللهم وصحِّحها لنا وبارك لنا في مُدّها وصاعها
“Ya Allah berilah kepada kami kecintaan kepada kota Madinah sebagaimana kami sangat mencintai kota Mekkah.. Ya Allah berikanlah kebenaran kepada kami dan berkahilah kami dalam memanjatkan doa dan harap kepadanya”.
Beliau akhirnya menetap di Madinah Al-Munawwarah sebagai negara besar yang dikenal dunia… merdeka, berkeadilan, kemuliaan dan persamaan. tegak syariat Allah yang memberikan kemaslahatan pada segala sisi kehidupan. Rasulullah saw hidup ditengah umat manusia selama sepuluh tahun untuk mengajarkan mereka bagaimana hidup di muka bumi dibawah naungan manhaj samawi, bagaimana memuliakan akhlak dan interaksi menuju derajat yang tinggi, sempurna dan ihsan
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. (Ali Imran:110)
Lalu dilakukan perjanjian demi perjanjian bersama Yahudi Bani Quraizhah, Bani Qainuqa dan Bani Nadhir, dan Rasulullah saw dan para sahabat menepati perjanjiannya, namun Yahudi melanggar semua perjanjian, kemudian berkecamuklah perang dan jihad untuk mempertahankan dakwah dari musuh-musuhnya dan menghancurkan ikatan dengan mereka; antara berada di tengah manusia dan memilih syariat Allah.
Setelah itu cahaya Islam menyebar dan umat manusia secara berbondong-bondong masuk Islam, sehingga datanglah waktunya Rasulullah saw memasuki kampung halaman yang dicintai, kota Mekkah Al-Mukarramah untuk mensucikan dan membersihkan Mekkah dari najis patung dan berhala, sampai pada orang yang sebelumya menyembah berhala dan Hijrah bersama Rasulullha, lalu naik ke Ka’bah dan menghancurkan berhala dan patung, setelah beliau merasakan manisnya iman, mengembalikannya kepada cahaya tauhid seperti sebelumnya menganut Millah Ibrahim Al-Hanif, dan pada saat sebagian penakluk melakukan pelanggaran terhadap tanah haramnya seperti kebiasaan orang yang menang dari orang yang bukan muslim, maka ada yang mengungkapkan kata-kata:
“اليوم يوم الملحمة.. اليوم تُستحل الحرمة”، فردَّه وردعه بقوله: “اليوم يوم المرحمة.. اليوم يعز الله قريشًا، ويعظم الكعبة“
“Hari ini adalah hari pembantaian… hari ini adalah dihalalkan kehormatan”. maka Nabi menolak dan mengecamnya, dengan bersabda: “Hari ini adalah hari kasih sayang… hari ini Allah memuliakan suku Quraisy dan mengagungkan Ka’bah”.
Betapa hari ini kita sangat membutuhkan kecintaan kepada negeri kita yang telah Allah anugerahkan kepada kita! kita sucikan tempatnya, kita pelihara kesuciannya, kita perbaiki performancenya… kita bangkitkan kemakmurannya dan kita tinggikan bangunan-bangunannya… kita tanam kembali bumi yang mati dan kita investasikan kekayaan laut dan sungainya… kita luruskan semua yang bengkok dari berbagai urusannya, menegakkan kebenaran dan keadilan, kita letakkan neracanya, dan muliakan kehormatan manusia.. semua ini tentunya menuntut kita senantiasa berusaha dan bersungguh-sungguh, sabar dan berharap ridha Allah, dan sebelumnya kita dekatkan kecintaan yang mendalam terhadap apa yang telah Allah anugerahkan kepada kita dari negeri yang mulia ini
بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ
“(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun”. (Saba:15)
Dalam hadits Nabi disebutkan:“لا هجرة بعد الفتح، ولكن جهادٌ ونية”
“Tidak ada hijrah setelah penaklukan, namun yang ada adalah jihad dan niat”.
Setiap bangsa hendaknya memperbaiki negerinya, menegakkan kebenaran, menyebarkan keadilan dengan manhaj Allah, sehigga Allah mengijinkan adanya persatuan yang menyeluruh menyatukan seluruh komponen orang-orang beriman dibawah bendera tauhid guna memberikan kenyamanan kepada seluruh manusia dalam bentuk keadilan, kemerdekaan dan persamaan
وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ بِنَصْرِ اللَّهِ يَنْصُرُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ
“Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendakiNya. dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang”. (Ar-ruum:4-5)
Marilah bekerja dan berjihad, marilah saling berkasih sayang dan bersatu untuk mengangkat kembali negeri ini dan marilah kita bahagiakan umat..orang yang mujahid adalah yang bersungguh-sungguh pada dirinya, sementara orang yang berhijrah adalah yang meninggalkan apa-apa yang dilarang Allah swt.
Shalawat dan salam atas nabi kita Muhammad saw.
Allah Akbar dan segala puji hanya milik Allah.sumber artikel : http://www.al-ikhwan.net/2011/12/4810/hijrah-dan-cinta-kampung-halaman/
0 komentar:
Posting Komentar