GALLERY FOTO

Kamis, 24 November 2011

PERBUATANKU DAN KEHENDAK TUHANKU

Bismillah...

fiktif :

Suatu hari aku hendak berangkat ke Kota Makassar  dengan penerbangan rute pagi pukul 08.00 WITA,.Dengan perhitungan yang sudah sangat matang aku berangkat dari rumah menuju bandara tepat pukul 07.00 WITA karena perjalanan menuju ke bandara hanya memakan waktu kurang lebih setengah jam. Dalam perjalanan menuju bandara, ban mobil yang AKU tumpangi mengalami kebocoran alias pecah shingga akan memakan waktu yang cukup lama lagi untuk bisa sampai ke bandara karena mesti memperbaiki ban yang bocor tadi. Setelahnya aku melanjutkan perjalanan dan sampailah juga aku di bandara. namun ternyata aku merasa kecewa dan berburuk sangka terhadap mereka yang termasuk sebagai pekerja di bandara itu dikarenakan oleh diriku yang harus kehilangan penerbangan rute pagi dan juga harus menanggung rugi seharga tiket pada waktu itu yaitu sebesar Rp 600.000,-. Aku sangat marah dan ingin memarahi semua orang yang ada di bandara itu, bahkan bila saja mobil yang aku tumpangi tadi adalah seorang manusia akan ku buat ia sebagaimana layaknya binatang qurban yang harus disembelih, tanpa menyebut asma Allah.

Kekecewaanku cukup besar saat itu. Lalu aku pulang sambil mendengarkan Radio Online Suara Kendari. Beberapa waktu kemudian, aku mendengarkan sebuah kalimat yang sangat mengerikan sekaligus ingin rasanya memarahi diriku. Terlintas suguhan kalimat dari suara yang berasal dari radio itu bahwa “beberapa saat penerbangan maskapai merpati telah terjadi sebuah kecelakaan yang mengakibatkan kerugian serta semua penumpang yang berada dalam  pesawat itu dinyatakan tewas secara tragis”.
Aku sangat sedih seketika mendengarkan berita ini, kembali ku meraba-raba ucapan yang telah ku lontarkan sewaktu masih berada di bandara tadi, aku sangat merasa bersalah telah memarahi pihak yang bekerja di bandara itu serta yang sangat menyedihkanku ketika aku berburuk sangka kepada Tuhanku….. Ya Allah, tak pantas aku mendapatkan maafmu (kata-kata yang spontan terfikir olehq) namun aku masih menginginkan ampunanNya, Maafkan aku ya Allah…”

Saudara(i)q, tak semua yang kita inginkan adalah yang terbaik bagi kita dan tidak semua yang kita anggap buruk adalah buruk bagi kita. Bias jadi apa yang kita anggap baik sebenarnya itu adalah yang buruk bagi kita dan keluarg, dan apa yang kita anggap buruk bias jadi itulah yang terbaik bagi kita dan keluarga kita.

 “Kita mungkin pernah kecewa ketika calon suami atau istri yang selangkah lagi akan sah menjadi pendamping hidup kita, menyatakan PEMBATALAN SEPIHAK. Kita kecewa, padahal disaat itulah Allah sedang memberikan kebaikan kepadmu/ku karena ternyata seminggu kemudian sang calon meninggal dunia karena penyakit dalam yang kronis”

(Abdul Ganiru)

0 komentar:

Posting Komentar